Mantan Presiden Republik Indonesia yang kedua, Soeharto sekarang terbaring tidak berdaya, dan katanya sudah hampir mati. Dia (maaf tidak menggunakan kata ‘Beliau’ soalnya kebagusan) mengalami kegagalan multi organ; hidupnya tinggal bergantung kepada mesin-mesin canggih pengganti kehidupan yang menunjukkan kehebatan pengetahuan manusia. Namun posting ini tidak ingin mengungkapkan kekaguman saya terhadap kecanggihan mesin-mesin tersebut. Saya ingin mengungkapkan betapa beruntungnya koruptor nomor wahid se-Indonesia tersebut, well memang belum terbukti sih, tapi keyakinan saya berkata demikian (bagaimana mau terungkap kalau yang meriksa juga bekas bawahannya, betul?)
Saya tidak heran dan mencibir Megawati karena tidak menjenguk Soeharto hingga menjelang ajalnya saat ini. Memang saya tidak begitu paham perasaannya sebab ayah saya tidak atau belum pernah diasingkan dan dijadikan seorang tahanan rumah oleh orang lain, layaknya Presiden pertama Republik ini Bung Karno. Tapi, jika ayah saya mengalami hal yang serupa yang dialami oleh Bung Karno, saya pun tidak akan menjenguk orang yang telah memperlakukannya seperti itu (maafkan praduga saya yang menuduh Soeharto sebagai pelaku). Biarpun kata orang tua dan agama tidak baik mendendam, biar urusan saya dengan Tuhan. Salut Megawati! (tapi dalam hal ini saja, loh!)
Saya begitu sedih membaca bagaimana perawatan kesehatan yang diterima Bung Karno saat itu. Coba bandingkan dengan apa yang diterima oleh Soeharto sekarang dengan 25 dokter dari tim dokter kepresidenan. Bagai bumi dan langit. Padahal, bila dibandingkan jasa Bung Karno dengan Soeharto, meskipun sulit diukurnya, saya rasa jauh lebih besar jasa Bung Karno. Dialah salah satu pendiri bangsa ini. Sedangkan Soeharto menurut saya hanya berjasa menanamkan bibit KKN yang sekarang telah tumbuh subur sehingga menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara yang tingkat korupsinya paling tinggi. Betul bila dia telah mengusahakan swasembada pangan pada tahun 1980-an dan yang lainnya, namun saya rasa keburukannya ataupun pertumbuhan emas yang dialami perekonomian Indonesia selama dia berkuasa itu karena pemikiran Widjojo cs. Tunggu saja sampai saya menulis skripsi tentang ini.
Melihat begitu banyak doa yang dipanjatkan untuk kesembuhan Soeharto, saya juga turut berdoa, jika dia meninggal tidak untuk kesembuhannya karena dia juga sudah uzur dan tidak berdaya lagi, semoga Tuhan memperhitungkan dosa-dosa yang diperbuat olehnya selama dia hidup di muka bumi ini. Kembali ke masalah perawatan yang diterima oleh Soeharto, saya hanya bisa berkata “you are so damn lucky, Soeharto!” karena para pendukung anda masih setia, atau justru takut dipenjara ?! Saya rasa tidak perlu Tuhan untuk turun tangan untuk mengetahui kenapa banyak yang ingin Soeharto mendapatkan perawatan terbaik.
Saya tidak heran dan mencibir Megawati karena tidak menjenguk Soeharto hingga menjelang ajalnya saat ini. Memang saya tidak begitu paham perasaannya sebab ayah saya tidak atau belum pernah diasingkan dan dijadikan seorang tahanan rumah oleh orang lain, layaknya Presiden pertama Republik ini Bung Karno. Tapi, jika ayah saya mengalami hal yang serupa yang dialami oleh Bung Karno, saya pun tidak akan menjenguk orang yang telah memperlakukannya seperti itu (maafkan praduga saya yang menuduh Soeharto sebagai pelaku). Biarpun kata orang tua dan agama tidak baik mendendam, biar urusan saya dengan Tuhan. Salut Megawati! (tapi dalam hal ini saja, loh!)
Saya begitu sedih membaca bagaimana perawatan kesehatan yang diterima Bung Karno saat itu. Coba bandingkan dengan apa yang diterima oleh Soeharto sekarang dengan 25 dokter dari tim dokter kepresidenan. Bagai bumi dan langit. Padahal, bila dibandingkan jasa Bung Karno dengan Soeharto, meskipun sulit diukurnya, saya rasa jauh lebih besar jasa Bung Karno. Dialah salah satu pendiri bangsa ini. Sedangkan Soeharto menurut saya hanya berjasa menanamkan bibit KKN yang sekarang telah tumbuh subur sehingga menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara yang tingkat korupsinya paling tinggi. Betul bila dia telah mengusahakan swasembada pangan pada tahun 1980-an dan yang lainnya, namun saya rasa keburukannya ataupun pertumbuhan emas yang dialami perekonomian Indonesia selama dia berkuasa itu karena pemikiran Widjojo cs. Tunggu saja sampai saya menulis skripsi tentang ini.
Melihat begitu banyak doa yang dipanjatkan untuk kesembuhan Soeharto, saya juga turut berdoa, jika dia meninggal tidak untuk kesembuhannya karena dia juga sudah uzur dan tidak berdaya lagi, semoga Tuhan memperhitungkan dosa-dosa yang diperbuat olehnya selama dia hidup di muka bumi ini. Kembali ke masalah perawatan yang diterima oleh Soeharto, saya hanya bisa berkata “you are so damn lucky, Soeharto!” karena para pendukung anda masih setia, atau justru takut dipenjara ?! Saya rasa tidak perlu Tuhan untuk turun tangan untuk mengetahui kenapa banyak yang ingin Soeharto mendapatkan perawatan terbaik.