Sunday, November 11, 2007

Apakah mereka akan menjadi pemimpin besar?

Selama tiga hari, tanggal 9-11 November 2007 yang lalu, pusgerak BEM UI, dimana saya juga ikut bergabung sebagai staf kastrat, menyelenggarakan acara LKSM, sebuah acara yang ditujukan untuk mempersiapkan pemimpin masa depan yang hebat dan kritis. Di sana para peserta tidak hanya mendengarkan materi dari berbagai pembicara yang sudah terkenal akan kekritisannya dan kekayaan wawasannya, tetapi juga mengekspresikan opininya.

Akan tetapi, ada sebuah even yang mengejutkan saya, karena saya mengasumsikan mereka sebagai mahasiswa yang berbeda dari mahasiswa lain, yaitu ketika waktu makan siang tiba. Ketika itu tiba giliran saya setelah antrian yang tidak cukup panjang, namun betapa terkejutnya saya karena kerupuk sudah habis, padahal saya dan beberapa teman saya belum makan, sedangkan di saat yang sama saya melihat kerupuk yang berlebihan di piring para peserta. Saya jadi berpikir, apa artinya mereka bercuap-cuap mengenai nasionalisme kebangsaan, kepedulian terhadap rakyat kecil, dsb., apabila untuk kerupuk saja mereka tidak bisa berbagi dengan saudaranya sendiri yang sudah jelas di depan mata?

Selain itu, mereka juga gemar untuk memperkuat stigma orang Indonesia yang suka jam karet, sebab mereka suka sekali telat menghadiri setiap sesinya, mulai dari 5 hingga 45 menit, karena berbagai alasan, mulai dari yang paling masuk akal sampai yang paling tidak masuk akal. Apakah mereka benar-benar dapat diharapkan untuk menjadi pemimpin masa depan bangsa ini? Well, rasa pesimis saya mengatakan bahwa 'saya rasa mereka sama saja dengan para pejabat kita yang hanya gemar berwacana tapi tidak melakukan apa-apa, NATO' Namun, rasa optimis saya mengatakan bahwa 'saya rasa mereka baru menjalani perjalanan panjang untuk menjadi pemimpin yang hebat, layaknya seorang bayi yang baru lahir pasti tidak bisa langsunt berjalan, bukan?'

Above all, saya memiliki asa yang besar bahwa di UI ini masih terdapat setidaknya mahasiswa yang rela menghabiskan waktunya untuk berdiskusi semacam ini, yang mungkin bagi sebagian besar lainnya hanya merupakan tertawaan belaka.